Saturday, May 30, 2015

9:39 AM
1
Dia lah Bambang Suparno, seorang warga Dusun Jeruk, Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Dengan usahanya berjualan kerupuk padang pasir, mantan buruh migran ini dapat menikmati kesuksesan. Siapa sangka, seorang dari desa yang hanya mantan buruh ini bisa mengantongi omzet hingga mencapai 90 juta rupiah per bulan.
Kerupuk padang pasir adalah sebutan untuk kerupuk yang pada proses penggorengannya dilakukan dengan menggunakan media pasir halus. Kerupuk inilah yang membawa seorang Bambang Suparno mendulang kesuksesan. Dan kerupuk ini juga lah yang telah membesarkan namanya. Bambang menggoreng kerupuk yang dijualnya ini tanpa minyak. Beliau mengganti minyak goreng yang bisasa digunakan pada umumnya dengan pasir halus hasil penyaringan. Kerupuk ini bisa mekar dan menghasilkan rasa yang enak dengan pengapian yang bagus dan juga cara menggoreng yang baik.
Kerupuk yang digoreng tanpa minyak ini memiliki rasa yang  sedikit berbeda dengan kerupuk-kerupuk lain yang menggunakan minyak goreng. Salah satu nila plus dari kerupuk ini adalah rendah kolesterol dan tentu saja lebih hemat dalam menekan biaya produksi. Bahkan, risiko untuk melempem atu expide dapat ditekan karena dapat didaur ulang.
Pilihan rasa dari kerupuk ini juga bernacam-macam. Kurang lebih ada tujuh macam rasa yang diproduksi oleh pria yang asal jawa timur ini. Macam-macam rasa tersebut antara lain pedas, manis, pedas manis, terasi, rujak, seledri, bawang, serta ubi. Pemberian rasa dilakukan dengan dua cara, yaitu bumbu dicampur dengan kerupuk sebelum digoreng atau dicampur setelah digoreng. Harga yang diberikan oleh Bambang untuk mendapatkan satu bungkus kerupuk padang pasir ini juga sangat bersahabat dengan dompet. Beliau mematok harga sekitar Rp.1000-Rp.2000 untuk setiap bungkusnya.
Kerupuk yang sudah selesai diproduksi oleh Bambang akan langsung dikirim kepada agen-agennya yang telah  tersebar di beberapa kota. Kota yang menjadi target Bambang juga sudah termasuk kota-kota yang besar seperti Kediri, Nganjuk, Kertosono, Jombang, Bojonegoro, Tuban, Ngawi, Malang, dan Sidoarjo.
Bambang adalah seorang pengusaha yang ulet dan telaten dalam setiap pekerjaannya. Saat ini beliau hanya mempekerjakan empat tenaga pria yang bertugas mulai dari menjemur kerupuk hingga menggoreng. Sedangkan untuk proses pengemasannya dilakukan oleh istri dan enam anaknya serta beberapa tenaga borongan yang juga merupakan para tetangganya.“Kalau saya sendiri bertugas di pengaturan serta pengiriman barang ke kota-kota,” kata pemilik usaha penggorengan kerupuk padang pasir dengan merek Arofah ini, Senin (4/6/2012). Perkembangan usahanya lumayan bagus. Pada awal memulainya, ia hanya memproduksi 30 kilogram kerupuk dan itu pun untuk beberapa hari. Karena permintaan yang selalu ada, ia terus terpacu untuk mengembangkan usahanya sehingga kini produksi per hari mencapai 2,5 kuintal.
“Kalau tentang omzet begini saja, harga bahan kerupuknya per kilo Rp.12.000, lalu kalikan 250 kilogram, dikali lagi selama 30 hari. Berapa itu hasilnya, silakan dikira-kira sendiri,” ungkapnya.
Menemukan jenis usaha ini bukanlah jalan yang mudah baginya. Beberapa profesi pernah ia jalani, mulai dari kuli bangunan di negeri seberang hingga penjual bakso keliling. Pernah pula ia hendak berdagang oli pelumas sesuai ajakan rekannya, tetapi urung dilakukan karena khawatir dengan risikonya.
“Saya berjualan kerupuk karena melihat saudara saya ada di bidang ini. Setelah saya pelajari, saya menjadi yakin sehingga saya ikut terjun,” tutur Bambang sambil mengingat masa lalunya.
Baiklah sekian kisah sukses dari seorang Bambang dengan usaha kerupuk padang pasirnya. Semoga kisah dari Mas Bambang ini bisa menginspirasi kita semua untuk terus melangkah maju dan bangkit dari keterpurukan. Sekian dari saya dan salam sukses

Sumber : kisahsukses.info

1 comments:

  1. Thank ya mbak ajeng, karena anda telah memposting cerita inspiratif yang bermanfaat bagi kami

    ReplyDelete