Sunday, May 31, 2015

2:10 AM
Yayat Hidayat , dia adalah orang yang berhasil sukses dengan kelihaiannya berinovasi membuat sandal gunung. Kini, dengan membuat sandal outdoor aneka warna dengan merek Sabertooth, ia berhasil meraup sukses di bisnis sandal gunung. Siapa sangka hanya dengan berjualan sandal beliau berhasil meraih kesuksesan. Kesuksesan usaha seseorang terkadang memang tidak datang dari sesuatu yang ia sukai. Tapi, dengan kemauan belajar yang besarpun seseorang bisa saja menjadi berhasil.Beliaulah yang telah membuktikannya. Meski awalnya tak menggemari dunia kerajinan sandal, kini, ia justru sukses menjadi pengusaha sandal dengan merek Sabertooth.
Sabertoth adalah nama baru dari sandal yang dulu dikenal dengan nama sandal dody. Perubahan nama ini dimulai sejak tahun 2010. Mungkin bagi anda yang cukup lama tinggal di Bandung bakal mengenalnya. Sebab, merek sandal dody sudah ada sejak 1980 dan sempat menjadi produk wajib para pecinta alam.
Beiau memang bukan pemilik dan pencipta merek Sandal Dody yang kini bernama Sabertooth. Pemilik merek dody adalah Doddy Kasoem, pengusaha di Bandung yang juga memiliki bisnis peralatan outdoor dengan merek Jayagiri. Beliau merupakan orang di balik dua merek itu. “Saya adalah perajin yang memasok sandal,” ujar beliau.
Kisah beliau dalam membuat sandal ini berawal selepas beliau lulus dari Jurusan Teknik Mesin  di Universitas Pasundan, Bandung. Kebetulan, Beliau dan Doddy sama-sama aktif di sebuah masjid. Pada tahun 2002, jalinan kerjasama semakin kuat saat Doddy memintanya jadi pemasok sandal.
Meski tawaran itu menarik, usaha untuk mewujudkannya tidak semudah yang dibayangkan. Sebab, beliau sama sekali tidak tahu-menahu soal bisnis sandal, apalagi membuatnya. Saat itu, minat utamanya adalah dunia otomotif. Beruntung, sang ayah yang merupakan salah satu perajin sepatu di daearah Parakan Saat, Bandung, bersedia mengajarinya membuat sandal.
Dua tahun setelah di minta Dody untuk memasok sandal akhirnya untuk pertama kalinya beliau bersedia memasok sandal gunung. Beliau mulai memasok sandalnya ini pada tahun 2004. “Saya belajar dulu, dan berulang kali desain saya ditolak,” tuturnya. Setelah berhasil memenuhi pesanan pertama, selanjutnya, Beliau rutin memasok 500 pasang sandal tiap bulan. Harga sepasang sandal saat itu sekitar Rp 30.000. Saat itu, outlet Sandal Dody di Bandung tersisa tiga. Sebelumnya, Sandal Dody memiliki belasan outlet yang tersebar sampai ke Sumatra.
Suatu kali pada tahun 2008, Doddy menyatakan ingin fokus menggarap produk outdoor dengan merek Jayagiri. Lantaran jalinan kerjasama dengan beliau sudah cukup dekat dan seperti keluarga, Doddy lantas menyerahkan merek Sandal Dody kepada beliau.
Hingga tahun 2009, beliau bertahan dengan membuat sandal bermerek Sandal Dody. Namun, lama kelamaan, ia merasakan bahwa usahanya tidak tambah maju.
Akhirnya, setelah membaca minat pasar, sejak awal 2010, beliau membuat sandal outdoor dengan aneka warna. “Bisa dibilang, ini adalah sandal outdoor pertama yang berani menggunakan aneka warna,” ujar bapak tiga anak ini. Tak hanya membenahi desain, beliau juga merombak merek dagangnya menjadi Sabertooth.
Menyadari luasnya pasar di dunia maya, Yayat lantas menawarkan sandal buatannya lewat sejumlah situs jejaring sosial dan membuat website. Modal awalnya kala itu sebesar Rp 10 juta yang ia ambil dari tabungan. Pada Februari 2010, beliau mendapat suntikan modal dari  PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII sebesar Rp 20 juta.
Tak disangka, inovasi produk berupa sandal outdoor aneka warna itu mendapat sambutan hangat di pasar. Sejak diluncurkan pada April 2010, setiap bulan, beliau  bisa memproduksi 2.500–4.000 pasang sandal. Di luar merek sendiri, beliau mengaku tiap bulan juga memasok sandal ke dua merek lain. Jumlahnya mencapai 300 pasang.
Dari produksi sebanyak itu, 70% di antaranya adalah sandal outdoor dengan aneka warna. Sisanya adalah sandal outdoor warna hitam seperti yang kebanyakan beredar di pasar. Dengan harga sandal Rp 70.000–Rp 85.000 per pasang, tiap bulan, beliau bisa merauk omzet ratusan juta rupiah.
Model pemasaran dengan menggunakan jalur dunia maya ternyata juga mampu menjerat pembeli asal Malaysia. Melalui pedagang perantara, beliau mendapat pesanan membuat 6.500 pasang sandal. Paling lambat, awal tahun depan, pesanan sudah harus dikirim ke negeri jiran tersebut.
Menghadapi permintaan yang semakin banyak, beliau mulai memperluas kapasitas produksi. Beliau juga tidak mengalami kesulitan melakukannya lantaran kembali mendapatkan dana bantuan dari PTPN VIII sebesar Rp 150 juta pada Agustus 2010.
Baiklah demikian kisah sukses dari seorang Yayat Hidayat yang berhasil sukses bersama sandal gunung buatannya. Semoga kisah ini bisa memberikan kita inspirasi dan dorongan untuk terus maju dan bangkit dari setiap kegagalan. Salam sukses!
Sumber : kisahsukses.info/

Baca juga : Sukses Bersama Mesin Fotocopy

0 comments:

Post a Comment