Sunday, May 31, 2015

2:12 AM

Yulianto, dia adalah pria kelahiran 21 mei 1975 yang berhasil meraih kesuksesan besar dengan bermula membuka usaha fotocopy. Dari usaha ini keterampilan dan bakat beliau mulai terasah. Awal penyebab beliau membuka usaha fotocopy ini adalah karena didorong oleh kebutuhan keluarganya yang terus meningkat. Dengan dibantu oleh rekan kerja nya di kantor Depdiknas beliau akhirnya membuka usaha fotocopy.
Berbekal tabungan senilai Rp 500 ribu ditambah dengan pinjaman dari beberapa temannya sebesar Rp 15 juta, akhirnya beliau berhasil membeli mesin fotokopi dan berbagai kebutuhan lain. Arta Prima, begitu Yulianto menamai usahanya, Seiring perjalanan waktu, usaha Yulianto pun terus berkembang. Terlebih di kompleks Depdiknas, Arta Prima merupakan satu-satunya usaha fotokopi yang menangani hampir sebagian besar penggandaan surat ataupun dokumentasi lain di departemen itu. Hal ini menaikkan omset penjualannya sampai Rp 5-10 juta dalam sebulan. Kepercayaan yang sama dari Telkomsel dan Indosat juga untuk menggandakan materi pelatihan dan berbagai kebutuhan lain yang berhubungan dengan masalah percetakan pun dapat diraihnya.
Untuk mengatasi beban kerja, selain merekrut pegawai, di awal tahun 2003 itu beliau mulai mengajukan kredit mikro ke BNI Cabang Palmerah, Jakarta sebesar Rp 50 juta, yang sedianya akan dipakai untuk membeli dua mesin fotokopi dan perlengkapan lain. Hanya dalam tempo tiga hari, modal usaha yang dibutuhkan disetujui, karena dinilai cukup layak (omset Yulianto cukup besar untuk ukuran pengusaha kecil, keberadaan Depdiknas sebagai pelanggan tetap, membuat resiko usahanya lebih kecil) untuk diberikan pinjaman, dengan masa pelunasan selama tiga tahun.
Sementara untuk memperluas pasar beliau juga membuka cabang. Pada awal 2006 dengan total dana sebesar Rp 15 juta, beliau membuka cabang di daerah Mampang, Jakarta Selatan, sekaligus menambahnya dengan penyewaan komputer. Ekspansi ini berhasil meningkatkan omzet dan kualitas layanannya, baginya pelayanan dan hasil terbaik, adalah kunci utama mempertahankan pelanggan.
Bantuan yang diberikan BNI, mendorong beliau untuk mengajukan kredit baru (walaupun omset penjualannya sudah menyentuh angka Rp 30 juta sebulan) guna membeli mesin lagi. Semuanya dilandasi kepercayaan bahwa ekspansi usaha adalah jalan terbaik untuk memperbesar bisnisnya.
Baiklah demikian kisah sukses seorang Yulianto bersama mesin fotocopy nya. Semoga kisah ini bisa memberikan kita inspirasi untuk terus maju dan bangkit. Salam sukses!
Refrensi : kisahsukses.info/

0 comments:

Post a Comment